PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada masa sekarang
ini Indonesia masih menghadapi berbagai kendala dalam pembangunan sumber daya
manusia (SDM) khususnya dalam bidang kesehatan. Kendala tersebut tampak antara
lain dari masih tingginya kelahiran dan kematian neonatal. Setiap tahun
diperkirakan ada sejumlah 4.608.000 bayi dilahirkan dan 100.454 diantanya
ternyata meninggal dunia pada masa neonatal atau sebelum usia 1 bulan. Dengan
kata lain setiap 5 menit satu bayi meninggal di Indonesia oleh bebagai sebab. (
Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir,2003:41)
Periode neonatal
merupakan suatu periode yang krisis nantinya akan memperngaruhi pertumbuhan dan
perkembangan bayi bahkan sampai dewasa. Kurang baiknya penanganan bayi baru
lahir yang sehat akan menyebabkan kematian. (Mochtar Rustam, 1998:119)
Perugas kesehatan
khususnya bagi penolong persalinan harus lebih memperhatikan bahwa bati baru
lahir adalah suatu individu yang utuh. Menolong kelahiran bayi terampil memberikan
Asuhan yang seksama akan membantu bayi melalui proses adaptasi dengan baik
sehingga akan menjadi bayi yang sehat sebagi curahan harapan orang tua, bangsa
dan Negara.
B. Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas
mengenai :
1. Apa
itu bayi baru lahir ?
2. Apa
ciri-ciri bayi baru lahir ?
3. Bagaimana
tahapan bayi baru lahir ?
4. Apa
tujuan perawatan bayi baru lahir ?
5. Bagiamna
adaptasi / perubahan fisiologi pada bayi baru lahir ?
6. Bagaimana
tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir ?
7. Apa
itu bounding attachment ?
8. Apa itu
penilain APGAR ?
9. Apa itu
inisiasi menyusu dini ?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulisan makala i ini adalah :
1. Untuk
mengetahui pengertian bayi baru lahir
2. Untuk
menegtahui cirri-ciri bayi baru lahir
3. Untuk
mngetahui tahapan bayi baru lahir
4. Untuk
mengetahui tujuan perawatan bayi baru lahir
5. Untuk
mengetahiu cara adaptasi / perubahan fisiologi pada bayi baru lahir
6. Untuk
mengetahui tindakan pencegahan infeksi pada bayi baru lahir
7. Untuk
mengetahui tindakan bounding attachment
8. Untuk
mengetahui penilaian APGAR
9. Untuk
menegetahui tindakan inisiasi menyusu dini
D.
Metode
penulisan
Dalam penyusunan
makala ini I penulis menggunkan metode studi kepustakaan dengan membaca dan
mempelajati literature-literatur yang berhubungan dengan bayi baru lahir.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi
baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 37-42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala
secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan
teratur,berat badan antara 2500-4000 gram serta harus dapat melakukan penyesuaian
diri dari kehidupan ekstrauteri.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram
(Depkes RI, 2005). Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu.
Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu (Dona L. Wong, 2003).
2. Ciri-ciri bayi baru lahir
1)
Berat
badan 2500 – 4000 gram
2)
Panjang
lahir 48 – 52 cm
3)
Lingkar
dada 30 – 38 cm
4)
Lingkar
kepala 33 – 35 cm
5)
Lingkar
lengan 11-12
6)
Frekuensi
denyut jantung 120-160x/menit
7)
Kulit
kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
8)
Rambut
lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna
9)
Kuku
agak panjang dan lemas
10) Nilai APGAR >7
11) Gerakan aktif
12) Bayi lahir langsung menangis kuat
13) Genetalia :
14) Pada laki-laki kematangan ditandai
dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang berlubang.
15) Pada perempuan kematangan ditandai
dengan vagina dan uterus yang berlubang ,serta labia mayora menutupi labia
minora.
16) Refleks rooting ( mencari putting
susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut)sudah terbentuk dengan
baik.
17) Refleks sucking sudah terbentuk
dengan baik.
18) Refleks grasping sudah baik
19) Refleks morro
20) Eliminasi baik, urine dan mekonium
keluar dalam 24 jam pertama
3. Tahapan
Bayi Baru Lahir
1)
Tahap
I terjadi segera setelah lahir ,selama menit –menit pertama kelahiran. Pada
tahap ini digunakan system scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk
interaksi bayi dan ibu.
2)
Tahap
II disebut tahap transisional reaktivitas .Pada tahan II dilakukan pengkajian
selama 24 jam pertama terhadap adannya perubahan perilaku.
3)
Tahap
III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang
meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.
4. Tujuan Perawatan Pada Bayi Baru
Lahir
Periode
pascapartum awal
1)
Mencapai
dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung pernafasan.
2)
Mempertahankan
kehangatan dan mecegah hipotermi
3)
Memastikan
keamanan dan mencegah cedera atau infeksi
4)
Megidentifikasi
masalah-masalah actual atau potensial yang memerlukan perhatian segera.
Perawatan
Lanjutan
1)
Melanjutkan
perlindungan dan cedera atau infeksi dan mngidentifikasi masalah-masalah actual
dan potensial yang memerlukan perhatian.
2)
Memfasilitasi
terbinanya hubungan dekat orang tua-bayi
3)
Memberikan
informasi kepada orang tua tentang perawatan bayi baru lahir
4)
Membantu
orang tua dalam mengembangkan sikap sehat tentng praktik membesarkan anak
5. Adaptasi / Perubahan Fisiologi Pada BBL
Faktor yang mempengaruhi adaptasi bayi baru lahir :
1) Pengalaman antepartum ibu dan bayi baru lahir ( misalnya,
terpajan zat toksik dan sikap orang tua)
2) Pengalaman intrapartum ibu dan bayi baru lahir (misalnya,
lama persalinan, tipe analgetic, atau anastesia intrapartum)
3) Kapasitas fisiologis bayi baru lahir untuk melakukan transisi
ke kehidupan ekstrauterin
4) Kemampuan petugas kesehatan untuk mengkaji dan merespon
masalah dengan tepat pada saat terjadi.
Menurut pusdiknas (2003) perubahan fisiologis pada bayi baru
lahir adalah :
1) Perubahan system pernafasan / respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari
pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus
melalui paru-paru.
a. Perkembangan paru-paru
Paru –paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx
yang bercabang dan kemudian bercabang kembali membentuk stuktrur percabngan
bronkus proses ini terus berlanjut sampai sekitar 8 tahun, sampai jumlah
bronkus dan alveolus akan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan
adanya gerakan nafas panjang trimester II dan III. Paru-paru yang tidak matang
akan megurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini
disebabkan karean keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan system
kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
b. Awal adanya nafas
Factor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama
bayi adalah :
Hipoksia pada akhir
peralinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat
pernafasan di otak
Tekanan terhadap rongga
dada, yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan, yang merangsang
masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis. Intraksi antara system
pernafasan, kardiovaskuler dan susunan saraf pusat menimbukan pernafsan yang
teratur dan berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan.
Penimbunan karbondioksida
(CO2), setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam
darah dan akan merangsang pernafasan. Berkurangnya O2 akan
mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2
akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernafasan janin.
Perubahan suhu, keadaan
dingin akan merangsang pernafasaan.
c. Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
Mengeluarkan cairan dalam
paru-paru
Mengembangkan jaringan
alveolus paru-paru untuk pertama kalinya.
2) Perubahan pada system peredaran darah
Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil
oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna mengantarkan oksigen ke
jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus
terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan feramen ovale pada atrium jantung
b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada
seluruh system pembuluh. Oksigen menyebabkan system pembuluh mengubah tekanan
dengan cara mengurangi/ meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran
darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh
darah
a. Pada saat tali pusat dipotong resitensi pembuluh sistemik
meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena
berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan
penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini
membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk
menjalani proses oksigenasi ulang.
b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah
paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan
ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru.
Peningkatan volume darah dan tekanan atrium kanan dengan peningkatan tekanan
atrium kanan ini dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan
penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Vana umbilicus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari
tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan
setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3
bulan.
3) Pengaturan suhu
Bayi baru lahir belm dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga
akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu
ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menybabkan air
ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu
tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan
kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil
penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di
seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar
lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energy
yang akan mengunah lemak menjadi panas. Lemak coklat ini akan habis dalam waktu
singkat dengan adany stress dingin. Semakin lam usia kehamilan semakin banyak
persediaan lemak coklat bayi.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai megalami
hipoglikemia, hipoksia, dan asidosis. Sehingga upaya pencegahan kehilangan
panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan
kehilangan panas pada BBL.
4)
Metabolisme Glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah
tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir
seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada
saat bayi baru lahir, glukosa darah akan tutun dalam waktu cepat (1 – 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3
cara :
a.
Melalui penggunaan ASI
b.
Melalui penggunaan adangan
glikogen
c.
Melalui pembuatan glukosa
dari sumber lain terutama lemak.
5) Perubahan system gastrointestinal
Sebelum lahir, janin cukup bulan akan mulai mengisap dan
menelan. Reflek gumoh dan reflek betuk yang matang sudah terbentuk baik pada
saat lahir.
Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan
mencerna maknan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esophagus bawah
dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh” pada bayi baru
lahir dan neonates, kapasitas lambung masih terbatas kurang darih 30 cc untuk
bayi baru lahir cukup buan. Kapasitas lambung ini akan bertambah secara lambat bersamaan
dengan tumbuhnya bayi baru lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi
sendiri penting contohnya member ASI on demand.
6) System kekebalan tubuh/imun
System imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonates rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. System
imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat.
Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau
meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami :
a. Perlindungan oleh kulit membrane mukosa
b. Fungsi saringan saluran nafas
c. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
d. Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh
sel darah yang membantu BBL membuhun mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL
sel-sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu
melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapatkan akan muncul kemudian. BBL dengan
kekebalan pasif mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi
keseluruhan terhadap antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal
kehidupan anak. Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah
pembentukna system kekebalan tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan
sekali terjadi infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh
karena itu, pencegahan terhadap mikroba ( seperti pada praktek persalinan yang
aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta
pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.
6. Tindakan
pencegahan infeksi pada bayi baru lahir
Bayi
baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau
kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa
saat setelah lahir. Sebelum mnangani bayi baru lahir, pastikan penolong
persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi berikut :
·
Cuci tangan dengan seksama
sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
·
Pakai sarung tangan bersih
pada saat menangani bayu yang belum dimandikan
·
Pastikan semua peralatan dan
bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, pengisap lender DeLee dan benang
tali pusat telah didisimfeksi tingkat tinggi atu steril. Gunakan bola karet
yang baru dan bersih juka akan melakukan pengisapan lender dengan alat tersebut
(jangan bola karet yang sama untuk lebih dari satu bayi)
·
Pastikan semua pakaian,
handuk, selimut, dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan
bersih. Demikian pula halnya timbangan, pita pengukur,thermometer, stetoskop,
dan benda-benda lain yang akan bersentuhan dengan bayi, juga bersih.
Dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan.
1) Perlindungan Termal (Termoregulasi)
Mekanisme pengaturan temperature tubuh pada bayi baru lahir
belum berfungsi sempurna, untuk itu perlu dilakukan pencegahan kehilangan panas
pada tubuh bayi karena bayi dapat mengalami hipotermia. Bayi dengan hipotermia
sangat berisiko tinggi mengalami kesakitan berat bahkan kematian. Hipotermia
mudan terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak segera
dikeringkan dan diselimuti walaupun didalam ruangan yang relative hangat. Cegah
kehilangan panas pada bayi dengan upaya antara lain :
Keringkan bayi denga seksama
Selimuti bayi dengan selimut
atau kain bersih daan hangat
Selimuti bagian kepala bayi
Anjurkan ibu untuk memeluk
dan menyusui bayinya
Tempatkan bayi dilingkungan
yang hangat
2)
Pemeliharaan pernafasan
Semua petugas yang bekerja di kamar bersalin hendaknya
terlatih mengenai teknik penilaian dan resusitasi. Kalau factor resiko
meningkatkan kemungkinan kalahiran bayi yang depresi. Dokter anak yang terlatih
mengenai resusitasi neonatal harus dipanggil. Setelah kelahiran neonatus yang
normal, perhatian harus ditunjukkan pada langkah-langkah penting berikut untuk
memastikan adaptasi neonatal yang optimal. Hal-hal yang perlu mendapat
perhatian :
a.
Membersihkan saluran nafas
Proses penurunan melalui jalan lahir menyebabkan kompresi
dinding dada, mengakibatkan pembuangan cairan dari mulut dan hidung. Bila
kepala keluar dari vagina, dokter harus menggunakan handuk atau kain kassa
untuk membuang sekresi dari muka. Selain itu suatu penyedot lender dapat
digunakan untuk menyedot secret dari faring lewat mulut. Penyedot lendir tidak
boleh digunakan untuk penyedotan hidung karena perangasangan hidung dapat
menginisiasikan hembusan nafas dan dapat menyebabkan terjadinya aspirasi mekonium.
b.
Memastikan permulaan
pernafasan
Pernafasan biasanya dimulai beberapa detik dari kelahiran
tetapi mengkin tertunda selama sampai 60 detik. Bia tidak ada data klinik untuk
menunjukkan suatu kelainan biokimia (hipoksiaasidosis) yang terbaik biasanya mengambil
kebijaksanaan untuk menunggu dan member kesempatan kepada bayi untuk bernafas
secara spontan.
3) Pemotongan
tali pusat
Pemotongan
dan pengikatan tali pusat menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu dan
bayi dan ini sangat tergantung dari pengalaman seorang ahli kebidanan.
Pemotongan sampai denyut nadi tali pusat trehenti dapat dilakukan pada bayi
normal, sedangkan pada bayi gawat perlu dilakukan pemotongan tali pusat secepat
mungkin agar dapat dilakukan resusitasi sebaik-baiknya. Tali pusat dijepit
dengan kocher kira-kira 3 cm dan sekali lagi kira-kira 5 cm dari pusat,
pemotongan dilakukan diantara kedua tali penjepit tersebut. Kemudian bayi
diletakkan di atas kain bersih atau steril dan hangat dan ditempat tidurnya.
7.
Bounding Attachment
Bounding adalah
proses pembentukan sedangkan attachment adalah membangun ikatan jadi bounding
attachment adalah sebuat peningkatan
hubungan kasih sayang dengan keterikatan hubungan batin antara orangtua
dan bayinya.
Tahap-tahap bounding attachment
a. Perkenalan
dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera
setelah mengenai bayinya
b. Bouding
(keterikatan)
c. Attachment,
perasaan kasih saying yang mengikat individu dengan individu lain.
8.
Penilain APGAR
Keadaan umum
bayi dimulai 1 menit setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini
perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Setiap
penilaian diberi angka 0,1 dan 2 dari hasil penilaian tersebut apakah bayi
normal (vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nilai apgar
4-6) atau asfiksia berat (nilai apgar 0-3). Bila nilai apgar dalam 2 menit
belum mencpai nilai 7, maka harus dilakukan tindakan resasitasi lebih lanjut.
Oleh karena bila bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadi
gejala-gejala neurologik lanjutan kemudian hari lebih besar. Berhubungan dengan
itu, menurut apgar dilakukan selain pada umur 1 menit juga pada umur 5 menit.
Nilai
APGAR
0
|
1
|
2
|
|
Apperance
(Warna Kulit)
|
Pucat
|
Badan merah, ekstremitas biru
|
Seluruh tubuh kemerah-merahan
|
Pulse Rate
(Frek. Nadi)
|
Tidak ada
|
Kurang dari 100
|
Lebih dari 100
|
Grimance
(Reaksi Rangsangan)
|
Tidak ada
|
Sedikit gerakan mimik (grimance)
|
Batuk/bersih
|
Activity
(Tonus Otot)
|
Tidak ada
|
Ekstrimitas dalam sedikit flexi
|
Garakan aktif
|
Respiration
(Pernafasan)
|
Tidak ada
|
Lemah/tidak teratur
|
Baik/menangis
|
9. Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
Inisasi menyusu dini
adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah lahiran. Hal ini
merupakan kodrat dan anugrah dari Tuhan yang sudah disusun untuk kita. Melakukannya
juga tidak sulit, hanya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam.
Inisiasi menyusu dini
atau disingkat IMD merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu
dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi
tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini
dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi baru lahir di dada ibunya dan
membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan putting susu ibu untuk menyusu. IMD
harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dengan kegiatan
menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya
dikeringkan kecuali tengannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara
bayi dan ibu.
Manfaat inisiasi
menyusu dini :
a. Untuk
bayi
Kehangatan
Christensson
et al, (1992) melaporkan bahwa dibandingkan bayi-bayi yang diletakkan dalam
boks ternyata bayi-bayi yang kontak kulit dengan kulit ibunya mempunyai suhu
tubuh yang lebih hangat dan stabil.
Kenyamanan
Ternyata
bayi-bayi yang dilakukan inisiasi dini lebih jarang menangis di bandingkan
dengan bayi-bayi yang dipisahkan dari ibunya.
Kualitas perlekatan
Di banding
bayi yang dipisahkan dari ibunya, bayi-bayi yng di lakukan inisiasi dini
mempunyai kemampuan perlekatan mulut yang lebih baik dari pada waktu menyusu.
b. Untuk
bayi
Pelepasan plasenta yang
lebih cepat akan mengurangi resiko terjadinya pendarahan
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi
baru lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara
spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan ekstrauteri.
2. Tahapan
Bayi Baru Lahir
a.
Tahap
I terjadi segera setelah lahir ,selama menit –menit pertama kelahiran. Pada
tahap ini digunakan system scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk
interaksi bayi dan ibu.
b.
Tahap
II disebut tahap transisional reaktivitas .Pada tahan II dilakukan pengkajian
selama 24 jam pertama terhadap adannya perubahan perilaku.
c.
Tahap
III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang
meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.
3.
Tujuan
Perawatan Pada Bayi Baru Lahir
Periode pascapartum awal
a.
Mencapai
dan mempertahankan jalan nafas dan mendukung pernafasan.
b.
Mempertahankan
kehangatan dan mecegah hipotermi
c.
Memastikan
keamanan dan mencegah cedera atau infeksi
d.
Megidentifikasi
masalah-masalah actual atau potensial yang memerlukan perhatian segera.
Perawatan Lanjutan
a.
Melanjutkan
perlindungan dan cedera atau infeksi dan mngidentifikasi masalah-masalah actual
dan potensial yang memerlukan perhatian.
b.
Memfasilitasi
terbinanya hubungan dekat orang tua-bayi
c.
Memberikan
informasi kepada orang tua tentang perawatan bayi baru lahir
d.
Membantu
orang tua dalam mengembangkan sikap sehat tentng praktik membesarkan anak
4. Adaptasi / Perubahan Fisiologi Pada BBL
a. Perubahan system pernafasan / respirasi
b. Perubahan pada system peredaran darah
c. Pengaturan suhu
d.
Metabolisme Glukosa
e. Perubahan system gastrointestinal
f. System kekebalan tubuh/imun
5. Bayi
baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh paparan atau
kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun beberapa
saat setelah lahir
6. Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah
lahiran
B.
Saran
Jika dalam
penulisan makalah ini terdapat kekurangn dan kesalahan,kami mohonmaaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih
baik dikemudian hari.
salam kenal
ReplyDeleteArtikelnya mudah untuk dipahami dan sangat jelas....untuk menjaga suhu tubuh bayai setelah lahir apakah memerlukan kaos kaki bayi..
mohaon pencerhannya..